Kalo gue jadi Jokowi…

Jokowi berhadapan dengan kesempatan langka untuk ngebenahin negeri ini. Meneruskan upaya-upaya perbaikan yang selama ini udah dia lakukan ke cakupan yang lebih luas lagi. Risikonya adalah diserang dan difitnah, tapi dia tau yang harus menanggungkannya hanya dirinya sendiri – sementara manfaatnya nanti akan dirasakan oleh rakyat banyak. Maka dia memutuskan untuk maju dan mengambil kesempatan itu,

(new) Mbot's HQ

“Jokowi adalah oportunis yang ambisius, sekedar memanfaatkan popularitasnya untuk mengejar jabatan setinggi-tingginya, padahal masa pembuktian hasil kerjanya masih terlalu pendek.”

Kalo diringkas dalam 1 kalimat, kurang lebih begitulah isi serangan yang diarahkan ke Jokowi sejak dia dideklarasikan sebagai capres dari PDI-P. Itu juga reaksi pertama yang terlintas di benak gue saat denger berita pencapresan Jokowi, “Kenapa? Apakah sekedar karena disuruh Megawati? Kok mau aja sih? Atau jangan-jangan emang sejak pindah dari Solo udah berencana untuk lompat ke kursi presiden?”

Awalnya, tiap kali ditanya wartawan, respon Jokowi cuma, “Yang saya lakukan tidak dilarang oleh undang-undang.” Yaelah Pak, ujug-ujug nanya nomer beha mbak-mbak yang lewat depan halte juga nggak dilarang undang-undang, tapi bukan berarti pantes.

View original post 924 more words

Leave a comment